Jumat, 31 Agustus 2012

Pemetaan Sumber Daya Alam Kabupaten Sidoarjo


Pemetaan Sumber Daya Alam Kabupaten Sidoarjo
(Daerah SIBORIAN: Sidoarjo, Jabon, Krian)
Oleh: Tahegga Primananda Alfath

Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112,5’ dan 112,9’ Bujur Timur dan antara 7,3’ dan 7,5’ Lintang Selatan. Batas sebelah utara adalah Kotamadya Surabaya dan Kabupaten Gresik, sebelah selatan adalah Kabupaten Pasuruan, sebelah timur adalah Selat Madura dan sebelah barat adalah Kabupaten Mojokerto. Topografi Kabupaten Sidoarjo merupakan Dataran Delta dengan ketinggian antar 0 s/d 25 meter, ketinggian 0-3 meter dengan luas 19.006 Ha, meliputi 29,99%, merupakan daerah pertambakkan yang berada di wilayah bagian timur. Wilayah bagian tengah yang berair tawar dengan ketinggian 3-10 meter dari permukaan laut merupakan daerah pemukiman, perdagangan dan pemerintahanmeliputi 40,81 %. Wilayah bagian barat dengan ketinggian 10-25 meter dari permukaan laut merupakan daerah pertanian, meliputi 29,20%.
Kondisi hidrogeologi Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah air tanah, payau dan air asin yang mencapai luas 16.312.69 Ha. Kedalaman air tanahnya rata-rata 0-5 meter dari permukaan tanah. Dan kondisi hidrologi Kabupaten Sidoarjo, terletak di dua aliran sungai yaitu Kali Surabaya dan Kali Porong yang merupakan cabang dari Kali Berantas yang berhulu di Kabupaten Malang. Untuk struktur tanah Kabupaten Sidoarjo terdiri dari Alluvial kelabu seluas 6.236,37 Ha, Assosiasi Alluvial kelabu dan Alluvial Coklat seluas 4.970,23 Ha, Alluvial Hidromart seluas 29.346,95 Ha, dan Gromosal kelabu Tua Seluas 870,70 Ha.
Sejarah Kabupaten Sidoarjo bermula pada tahun 1019 - 1042 pada saat Kerajaan Jawa Timur diperintah oleh Raja Airlangga yang merupakan putra dari Puteri Mahandradata dan seorang Pangeran dari Bali yang bernama Udayana. Pada akhir masa pemerintahannya di tahun 1042, Raja Airlangga membagi kerajaan menjadi dua bagian kepada dua putranya yang bernama Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan, agar dikemudian hari tidak ada perebutan tahta dan permusuhan antar keduanya. Kedua putra tersebut masing-masing memerintah Kerajaan Kediri yang berpusat di Daha dan Kerajaan Jenggala yang berpusat di Kahuripan (yang diyakini merupakan daerah Sidoarjo). Kerajaan Kediri yang dipimpin Sri Samarawijaya memiliki hasil pertanian yang sangat besar dan upeti selalu mengalir banyak, akan tetapi semua hasil tersebut sulit diperdagangkan karena Kerajaan Kediri jauh dan tertutup dari laut yang merupakan sarana perdagangan pada masa itu. Lain halnya dengan Kerajaan Jenggala yang dipimpin Mapanji Garasakan terletak di daerah Delta Brantas yang meliputi seluruh pesisir Utara, Kerajaan Jenggala menguasai muara sungai besar dan bandar-bandar di tempat tersebut. Dari perbedaan dan persaingan di antara dua Kerajaan tersebut yang sudah berlangsung hingga sampai kurang lebih 90 tahun lamanya, maka timbullah peperangan besar diantara keduanya yang bertujuan saling memperebutkan bandar dan menuntut pengambil alihan Kerajaan Jenggala. Perang antara kedua Kerajaan tersebut berakhir dengan takluknya Kerajaan Jenggala pada tahun 1035 (menurut prasasti Ngantang) oleh Kerajaan Kediri yang pada saat itu dipimpin Sri Jayabhaya.
Kondisi geografis Kabupaten Sidoarjo yang strategis dan sejarah masa lalu memperlihatkan bahwa Sidoarjo menyimpan banyak potensi sumber daya alam dan potensi industrial/ perekonomian yang baik. Maka wajar jika Sidoarjo sebagai salah satu penyangga Ibukota Propinsi Jawa Timur.
Pada tanggal 28 Juli 2009 ditetapkannya Peraturan Daerah Sidoarjo Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009-2029 oleh Bupati saat itu Win Hendrarso.  Dalam Perda tersebut Pasal 68 dinyatakan bahwa Siborian termasuk menjadi salah satu kawasan strategis pembangunan perekonomian di Kabupaten Sidoarjo. Kemudian pada pasal 74 lebih lanjut dinyatakan bahwa Siborian adalah kependekan dari Kecamatan Sidoarjo, Kecamatan Jabon, dan By Pass Kecamatan Krian yang dikembangkan untuk kawasan industri dan perdagangan. Pengembangan kawasan tersebut meliputi: Kecamatan Sidoarjo yaitu berada di sepanjang Jalan Lingkar Timur Sidoarjo untuk pengembangan industri dan perdagangan; Kawasan Jabon akan dikembangkan kawasan mix use untuk kegiatan industri; dan pengembangan By Pass Krian untuk kawasan industri dan perdagangan. Kawasan mix use, merupakan penggunaan lahan campuran dimana terdapat beberapa kegiatan yang menjadi satu area yang berdekatan seperti permukiman, perdagangan dan jasa, pemerintahan serta industri yang terdapat pada satu lokasi
Siborian memiliki daya tarik bagi investasi usaha karena adanya potensi-potensi yang dimiliki oleh masing-masing kawasan industri tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa kedekatan Kabupaten Sidoarjo dengan ibukota provinsi Jawa Timur (yaitu Surabaya) merupakan daya tarik utama karena kota Surabaya memiliki hampir seluruh fasilitas yang dibutuhkan oleh industri, seperti besarnya jumlah konsumen produk industri, sumber-sumber daya yang diperlukan bagi industri (manusia, pembiayaan/ perbankan, mesin-mesin, dan sebagainya), serta adanya pelabuhan udara dan dermaga laut bagi kepentingan distribusi produk baik domestik maupun internasional.
Keterdekatan kawasan Siborian dengan kawasan industri lain (Surabaya Industrial Estate / SIER, Kawasan industri Ngoro, Pasuruan Industrial Estate Rembang / PIER) serta banyaknya industri-industri kecil penunjang di sekitar Kabupaten Sidoarjo dan Kota Surabaya juga menjadi daya tarik tersendiri, karena menyediakan bahan baku utama dan penunjang bagi kegiatan industri. Pengembangan lokasi usaha dan industri serta penanaman modal, khususnya sektor perdagangan dan industri manufaktur besar pada akhirnya merambah pada kawasan-kawasan yang berdekatan dengan ibukota provinsi. Dalam hal ini, Kabupaten Sidoarjo memiliki potensi yang sangat memadai guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan bagi suatu investasi. Kenyataan tersebut terbukti dengan semakin bertambahnya penanam modal baik penanam modal dalam negeri maupun penaman modal asing yang melakukan aktivitas usaha dan produksinya di wilayah Kabupaten Sidoarjo.
Kecamatan Krian jika dilihat dari potensi Sumber Daya Alamnya daerah tersebut juga sangat cocok untuk dikembangkan sebagai Kawasan Agropolitan Tanaman Pangan dan Holtikultura. Hal tersebut diperlihatkan dengan  kondisi Kawasan lahan sawah di Kecamatan Krian tergolong Luas, Lihat data berikut:
a.       Kecamatan Kecamatan Sidoarjo, seluas 149 Ha ;
b.      Kecamatan Candi, seluas 266 Ha ;
c.       Kecamatan Sukodono, seluas 600 Ha ;
d.      Kecamatan Tanggulangin, seluas 935 Ha ;
e.       Kecamatan Porong, seluas 554,23 Ha ;
f.       Kecamatan Tulangan, seluas 1.338,25 Ha ;
g.      Kecamatan Krembung, seluas 1.669,47 Ha ;
h.      Kecamatan Jabon 369,40 Ha ;
i.        Kecamatan Krian, seluas 571 Ha ;
j.        Kecamatan Balongbendo, seluas 1.189,70 Ha ;
k.      Kecamatan Tarik, seluas 2.084 Ha ;
l.        Kecamatan Prambon, seluas 2.085 Ha ;
m.    Kecamatan Wonoayu, seluas 1733,02 Ha

Lihat juga data yang diambil dari Dinas Perternakan, Perkebunan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010 berikut ini:
Kecamatan
Pekarangan
Tegal
Ladang
Padang Rumput
Sementara Tidak ditanami
Hutan Rakyat dan Hutan Negara
Sidoarjo
2,029.40
131.90
-
-
-
-
Jabon
423.73
180.28
-
-
269.58
552.15
Krian
1,313.66
33.20
-
-
-
-

Kecamatan
Perkebunan
Rawa
Tambak
Kolam
Luas Wilayah

Sidoarjo
65.10
-
3,088.20
-
5,856.83

Jabon
-
-
4,230.00
5.00
6,688.00

Krian
-
-
-
-
1,681.25

Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010


Sedangkan untuk Kecamatan Jabon lebih cocok untuk dikembangkan Kawasan Agropolitan Perikanan, Karena Potensi Sumber daya Alamnya banyak terkait, pertambakan dan Perairan. Berikut data yang bisa diliihat:
1. Kawasan konservasi dan resapan air Kabupaten Sidoarjo terletak:
a.       Kecamatan Sedati, seluas 978,33 Ha ;
b.      Kecamatan Buduran, seluas 536,90 Ha ;
c.       Kecamatan Sidoarjo, seluas 780,84 Ha ;
d.      Kecamatan Jabon, seluas 1.244,95 Ha ;

2. Sempadan pantai Kabupaten Sidoarjo terletak di :
a.       Kecamatan Sedati, seluas 185,73 Ha kearah darat dan seluas 742,92 Ha kearah laut ;
b.      Kecamatan Buduran, seluas 10,06 Ha kearah darat dan seluas 40,24 Ha kearah laut ;
c.       Kecamatan Sidoarjo, seluas 20,48 Ha kearah darat dan seluas 81,92 Ha kearah laut ;
d.      Kecamatan Jabon, seluas 125,66 Ha kearah darat dan seluas 502,64 Ha kearah laut.

3. Kawasan pantai berhutan bakau/mangrove Kabupaten Sidoarjo terletak di:
a.       Kecamatan Sedati, seluas 635,94 Ha ;
b.      Kecamatan Buduran, seluas 30,84 Ha ;
c.       Kecamatan Sidoarjo, seluas 64,74 Ha ;
d.      Kecamatan Jabon, seluas 314,21 Ha

4. Kawasan perikanan Kabupaten Sidoarjo, terdapat di:
a.       Kecamatan Waru, seluas 402,2 Ha ;
b.      Kecamatan Sedati, seluas 1919,13 Ha ;
c.       Kecamatan Buduran, seluas 1731,20 Ha ;
d.      Kecamatan Sidoarjo, seluas 3127,9 Ha ;
e.       Kecamatan Candi, seluas 1031,7 Ha ;
f.       Kecamatan Tanggulangin, seluas 496,6 Ha ;
g.      Kecamatan Porong, seluas 496,3 Ha ;
h.      Kecamatan Jabon, seluas 4144,1 Ha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar